Usai gagal meraih gelar juara di musim yang diselimuti isu panas, Valentino Rossi mulai berancang-ancang untuk musim depan. Terasa kompetitif tahun ini, Rossi akan mencoba memburu titel juara dunia lagi.
Rossi kehilangan gelar juara dunia yang telah di depan mata pada seri paling akhir musim ini, yang berjalan di sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, akhir minggu tempo hari. Tampak impresif dengan finis di posisi empat sesudah start dari urutan 26, Rossi kalah lantaran Jorge Lorenzo yang jadi rivalnya finis pertama.
Perebutan gelar juara dunia musim ini sendiri dibumbui dengan kisah-kisah kontroversial, intinya mulai sejak seri Australia. Waktu itu Rossi menuding Marc Marquez, yang telah tidak mempunyai kans dalam perebutan gelar, memihak Lorenzo.
Rossi menilainya Marquez berniat bermain-main dengannya serta Andrea Iannone, hingga terwujud jarak dengan Lorenzo di depan dalam balapan di Australia itu. Iannone sendiri setuju dengan penilaian Rossi sesaat Marquez menampik tudingan.
Seri selanjutnya di Malaysia, narasi bergulir semakin panas. Rossi serta Marquez kembali ikut serta duel segera yang berbuntut dengan insiden, dimana Marquez terjatuh. Rossi pernah disangka menendang Marquez, namun Race Direction menyebutkan tidak ada sepakan. Walau demikian, Rossi memperoleh hukuman lantaran berniat menekan Marquez ke sisi luar tikungan.
Rossi memperoleh penambahan poin penalti yang memaksanya start dari posisi paling belakang di seri paling akhir yaitu di Valencia. Hukuman ini sekalian bikin usaha Rossi untuk merebut gelar juara dunia tidak gantinya 'mission impossible', mengingat Lorenzo start dari pole. Selanjutnya seperti di ketahui Lorenzo menang, walau Rossi tampak cemerlang dengan finis ke empat.
Kemenangan Lorenzo sendiri masih tetap jadi pembicaraan panas, mengingat dia dikira memperoleh pertolongan dari Marquez. Marquez yang di kenal agresif serta sering tampak ngotot, selama balapan melaju tanpa ada lakukan manuver apa pun walau cuma berjarak 0, 2 detik dari Lorenzo.
Gosip ini dipercaya sedikit banyak bakal merubah persaingan gelar juara dunia di musim 2016 kelak. Namun Rossi lihat ada beberapa hal lain yang lebih jadi perhatiannya, termasuk juga motivasi dalam dianya untuk kembali berkompetisi dalam perebutan gelar.
" Saat ini narasi yang berkembang ini sangatlah panas, namun sebenarnya untuk musim depan beberapa hal lain bakal utama, terlebih masalah motivasi untuk coba memburu gelar lagi. Saya tak terlampau cemas masalah th. depan, " kata Rossi diambil Crash.
" Tujuannya, narasi ini tak merubah gagasan saya. Saya merencanakan untuk lakukan balapan dua musim serta terasa th. ini saya kompetitif. Saya lakukan pekerjaan yang bagus. Jadi saya dapat coba meneruskannya th. depan, " paparnya.
Di umur yang akan mencapai 37 th. musim depan, Rossi terang akan mempunyai tantangan besar dari dianya, dari mulai aspek fisik hingga mental. Ada sangkaan th. depan bakal jadi th. terakhirnya di MotoGP.
Tetapi baginya tidak bakal terdapat beberapa pergantian dari musim ini dengan cara pribadi. Satu hal-hal lain yang malah jadi kekhawatirannya yaitu masalah pergantian ban dari Bridgestone ke Michelin. Masalah hari esok, Rossi baru bakal pikirkannya bersamaan musim jalan.
" Pada 36 serta 37 th. terasa tak terlampau tidak sama. Jadi th. depan saya dapat coba lebih kurang sama, namun itu bakal sangatlah bergantung pada motivasi serta terlebih kecocokan Yamaha dengan ban Michelin, " sambungnya.
" Namun sungguh, th. depan bakal jadi cerita yang lain. Saya bakal coba seperti umumnya serta kemudian saya bakal mengambil keputusan (masalah lanjutan di musim 2017), " demikian dia.
Rossi kehilangan gelar juara dunia yang telah di depan mata pada seri paling akhir musim ini, yang berjalan di sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, akhir minggu tempo hari. Tampak impresif dengan finis di posisi empat sesudah start dari urutan 26, Rossi kalah lantaran Jorge Lorenzo yang jadi rivalnya finis pertama.
Perebutan gelar juara dunia musim ini sendiri dibumbui dengan kisah-kisah kontroversial, intinya mulai sejak seri Australia. Waktu itu Rossi menuding Marc Marquez, yang telah tidak mempunyai kans dalam perebutan gelar, memihak Lorenzo.
Rossi menilainya Marquez berniat bermain-main dengannya serta Andrea Iannone, hingga terwujud jarak dengan Lorenzo di depan dalam balapan di Australia itu. Iannone sendiri setuju dengan penilaian Rossi sesaat Marquez menampik tudingan.
Seri selanjutnya di Malaysia, narasi bergulir semakin panas. Rossi serta Marquez kembali ikut serta duel segera yang berbuntut dengan insiden, dimana Marquez terjatuh. Rossi pernah disangka menendang Marquez, namun Race Direction menyebutkan tidak ada sepakan. Walau demikian, Rossi memperoleh hukuman lantaran berniat menekan Marquez ke sisi luar tikungan.
Rossi memperoleh penambahan poin penalti yang memaksanya start dari posisi paling belakang di seri paling akhir yaitu di Valencia. Hukuman ini sekalian bikin usaha Rossi untuk merebut gelar juara dunia tidak gantinya 'mission impossible', mengingat Lorenzo start dari pole. Selanjutnya seperti di ketahui Lorenzo menang, walau Rossi tampak cemerlang dengan finis ke empat.
Kemenangan Lorenzo sendiri masih tetap jadi pembicaraan panas, mengingat dia dikira memperoleh pertolongan dari Marquez. Marquez yang di kenal agresif serta sering tampak ngotot, selama balapan melaju tanpa ada lakukan manuver apa pun walau cuma berjarak 0, 2 detik dari Lorenzo.
Gosip ini dipercaya sedikit banyak bakal merubah persaingan gelar juara dunia di musim 2016 kelak. Namun Rossi lihat ada beberapa hal lain yang lebih jadi perhatiannya, termasuk juga motivasi dalam dianya untuk kembali berkompetisi dalam perebutan gelar.
" Saat ini narasi yang berkembang ini sangatlah panas, namun sebenarnya untuk musim depan beberapa hal lain bakal utama, terlebih masalah motivasi untuk coba memburu gelar lagi. Saya tak terlampau cemas masalah th. depan, " kata Rossi diambil Crash.
" Tujuannya, narasi ini tak merubah gagasan saya. Saya merencanakan untuk lakukan balapan dua musim serta terasa th. ini saya kompetitif. Saya lakukan pekerjaan yang bagus. Jadi saya dapat coba meneruskannya th. depan, " paparnya.
Di umur yang akan mencapai 37 th. musim depan, Rossi terang akan mempunyai tantangan besar dari dianya, dari mulai aspek fisik hingga mental. Ada sangkaan th. depan bakal jadi th. terakhirnya di MotoGP.
Tetapi baginya tidak bakal terdapat beberapa pergantian dari musim ini dengan cara pribadi. Satu hal-hal lain yang malah jadi kekhawatirannya yaitu masalah pergantian ban dari Bridgestone ke Michelin. Masalah hari esok, Rossi baru bakal pikirkannya bersamaan musim jalan.
" Pada 36 serta 37 th. terasa tak terlampau tidak sama. Jadi th. depan saya dapat coba lebih kurang sama, namun itu bakal sangatlah bergantung pada motivasi serta terlebih kecocokan Yamaha dengan ban Michelin, " sambungnya.
" Namun sungguh, th. depan bakal jadi cerita yang lain. Saya bakal coba seperti umumnya serta kemudian saya bakal mengambil keputusan (masalah lanjutan di musim 2017), " demikian dia.
0 Response to "Gagal Juara di Musim yang 'Panas', Rossi: Kita Coba Lagi Tahun Depan Siapa Yang Paling Tangguh"
Posting Komentar