Hukum karma dalam ajaran Islam bermakna reaksi dari amalan-amalan baik serta jelek manusia. Menurut Islam, reaksi serta hasil sebagian perbuatan manusia bakal terlihat tampak di dunia ini berbentuk efek wadhi amalan-amalan serta kembali pada manusia itu sendiri.
Karenanya, jika amalan-amalan ini, baik serta terpuji jadi ia bakal mempunyai efek-efek wadhi yang baik ; juga sebagai contoh jika seorang bersilaturahmi atau berbuat baik pada ke-2 bapak serta ibu jadi usianya bakal jadi tambah. 1 Serta jika amalan-amalan tidak baik serta tercela jadi dampak wadhi-nya akan jelek serta bakal bikin manusia menanggung derita ; seperti seorang yang lakukan perbuatan zina jadi rejekinya bakal menyusut atau seorang yang membunuh ayahyanya, bahkan juga seumpamanya ia tak diqisas usianya bakal menyusut. 2
Mengenai karma dalam agama-agama non Ilahi serta terkecuali agama Islam, adalah salah satu kepercayaan agama-agama Hindu, Budha serta agama-agama Asia Tenggara yang berarti reinkarnasi serta deskripsi dari reinkarnasi yang sudah pasti tertolak dalam Islam.
Karma (bhs Sanskerta : Karma, karma, (Karman ; ”bertindak, aksi, kemampuan”) ; (Pali : kamma) yaitu rencana “aksi” atau “perbuatan” yang dalam agama India dipahami juga sebagai suatu hal yang mengakibatkan semua siklus kausalitas (yakni, siklus yang dimaksud “samsara”). Rencana ini datang dari India kuno serta dijaga kelestariannya di filsafat Hindu, Jain, Sikh, serta Buddhisme.
Dalam rencana “karma”, seluruhnya yang dihadapi manusia yaitu hasil dari aksi kehidupan saat lantas serta saat ini. Dampak karma dari seluruhnya perbuatan dilihat juga sebagai aktif membuat saat lantas, saat ini, serta pengalaman hari esok. Hasil atau buah dari aksi dimaksud karma-phala.
Lantaran pengertian karma yaitu pengumpulan efek-efek (disebabkan) aksi/tingkah laku/sikap dari kehidupan yang lampau serta yang memastikan nasib sekarang ini, jadi karma terkait erat dengan kelahiran kembali (reinkarnasi). Semua aksi/tingkah laku/sikap baik ataupun jelek seorang sekarang ini akan membuat karma seorang di kehidupan berikutnya. (mozaik. inilah)
Karenanya, jika amalan-amalan ini, baik serta terpuji jadi ia bakal mempunyai efek-efek wadhi yang baik ; juga sebagai contoh jika seorang bersilaturahmi atau berbuat baik pada ke-2 bapak serta ibu jadi usianya bakal jadi tambah. 1 Serta jika amalan-amalan tidak baik serta tercela jadi dampak wadhi-nya akan jelek serta bakal bikin manusia menanggung derita ; seperti seorang yang lakukan perbuatan zina jadi rejekinya bakal menyusut atau seorang yang membunuh ayahyanya, bahkan juga seumpamanya ia tak diqisas usianya bakal menyusut. 2
Mengenai karma dalam agama-agama non Ilahi serta terkecuali agama Islam, adalah salah satu kepercayaan agama-agama Hindu, Budha serta agama-agama Asia Tenggara yang berarti reinkarnasi serta deskripsi dari reinkarnasi yang sudah pasti tertolak dalam Islam.
Karma (bhs Sanskerta : Karma, karma, (Karman ; ”bertindak, aksi, kemampuan”) ; (Pali : kamma) yaitu rencana “aksi” atau “perbuatan” yang dalam agama India dipahami juga sebagai suatu hal yang mengakibatkan semua siklus kausalitas (yakni, siklus yang dimaksud “samsara”). Rencana ini datang dari India kuno serta dijaga kelestariannya di filsafat Hindu, Jain, Sikh, serta Buddhisme.
Dalam rencana “karma”, seluruhnya yang dihadapi manusia yaitu hasil dari aksi kehidupan saat lantas serta saat ini. Dampak karma dari seluruhnya perbuatan dilihat juga sebagai aktif membuat saat lantas, saat ini, serta pengalaman hari esok. Hasil atau buah dari aksi dimaksud karma-phala.
Lantaran pengertian karma yaitu pengumpulan efek-efek (disebabkan) aksi/tingkah laku/sikap dari kehidupan yang lampau serta yang memastikan nasib sekarang ini, jadi karma terkait erat dengan kelahiran kembali (reinkarnasi). Semua aksi/tingkah laku/sikap baik ataupun jelek seorang sekarang ini akan membuat karma seorang di kehidupan berikutnya. (mozaik. inilah)
0 Response to "Bagaimana Pandangan Islam Tentang Hukum Karma? Ketahui Selengkap Nya Disini"
Posting Komentar