Ombudsman Republik Indonesia bersama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar kampanye anti maladministrasi dan anti korupsi kepada mahasiswa pada Hari Sumpah Pemuda. Penyebaran pemahaman ini dilakukan melalui pagelaran sastra integritas di Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia, Depok.
"Kegiatan yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ini hendak memahamkan pemuda akan bahaya praktik maladministrasi dan korupsi melalui gelaran budaya," ungkap Ombudsman Bidang Pencegahan, Hendra Nurtjahjo di Depok, Senin (28/10/2013).
Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja mengatakan, akhir-akhir ini banyak penyelenggara negara terlibat dalam kasus korupsi. Semestinya, kata dia, diperlukan sebuah tes integritas untuk menguji para pejabat publik.
"Integritas dasarnya adalah kejujuran, menurut ahli bahwa orang sehat ada tiga kategorinya, sehat fisik, sehat mental, sehat spiritual. Di Indonesia hal itu belum membudaya," tukas Adnan.
Terkait persoalan maladministrasi, kata dia, setiap tindak pidana korupsi (tipikor) pasti maladministrasi. Tetapi belum tentu maladministrasi adalah korupsi, seperti mahasiswa yang menyontek atau memakai uang kuliah dan membohongi orangtua untuk hura-hura.
"Seharusnya bibit antikorupsi lahir dari kampus," tegas Adnan.
Budayawan Adhi Masardi menuturkan, Sumpah Pemuda sebenarnya bisa memberi tata nilai kehidupan masyarakat Indonesia. Namun melalui gerakan kali ini, lanjut Adhi, refleksi 85 tahun Sumpah Pemuda bisa menjadi sebuah perlawanan terhadap korupsi. Perlawanan yang dimulai dari kampus sebagai pusat tata nilai.
"Ini jadi gerakan perlawanan lebih masif terhadap penjajah, yang terjadi sikap perlawanan terhadap korupsi dari kampus. Dulu pusat kekuasaan sebagai sumber nilai, sekarang malah sumber bencana dan sumber korupsi," ungkap Adhi.
Apalagi, lanjutnya, menjelang Pemilu 2014, antarkampus harus membangun sebuah perlawanan terhadap partai korup dan politisi busuk. "Lawan partai korup, banyak teman-teman aktivis mahasiswa yang baik jadi koruptor," kata Adhi.
Pagelaran sastra integritas ini akan menampilkan deklamasi puisi oleh Adhie M Masardi dan Hendra Nurtjahjo serta dramatisasi puisi oleh Helvy Tiana Rosa dan Bengkel Sastra Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pimpinan KPK, Adnan Pandu Praja, juga akan turut serta dalam pagelaran budaya merenungkan Hari Sumpah Pemuda ini.
"Kegiatan yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ini hendak memahamkan pemuda akan bahaya praktik maladministrasi dan korupsi melalui gelaran budaya," ungkap Ombudsman Bidang Pencegahan, Hendra Nurtjahjo di Depok, Senin (28/10/2013).
Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja mengatakan, akhir-akhir ini banyak penyelenggara negara terlibat dalam kasus korupsi. Semestinya, kata dia, diperlukan sebuah tes integritas untuk menguji para pejabat publik.
"Integritas dasarnya adalah kejujuran, menurut ahli bahwa orang sehat ada tiga kategorinya, sehat fisik, sehat mental, sehat spiritual. Di Indonesia hal itu belum membudaya," tukas Adnan.
Terkait persoalan maladministrasi, kata dia, setiap tindak pidana korupsi (tipikor) pasti maladministrasi. Tetapi belum tentu maladministrasi adalah korupsi, seperti mahasiswa yang menyontek atau memakai uang kuliah dan membohongi orangtua untuk hura-hura.
"Seharusnya bibit antikorupsi lahir dari kampus," tegas Adnan.
Budayawan Adhi Masardi menuturkan, Sumpah Pemuda sebenarnya bisa memberi tata nilai kehidupan masyarakat Indonesia. Namun melalui gerakan kali ini, lanjut Adhi, refleksi 85 tahun Sumpah Pemuda bisa menjadi sebuah perlawanan terhadap korupsi. Perlawanan yang dimulai dari kampus sebagai pusat tata nilai.
"Ini jadi gerakan perlawanan lebih masif terhadap penjajah, yang terjadi sikap perlawanan terhadap korupsi dari kampus. Dulu pusat kekuasaan sebagai sumber nilai, sekarang malah sumber bencana dan sumber korupsi," ungkap Adhi.
Apalagi, lanjutnya, menjelang Pemilu 2014, antarkampus harus membangun sebuah perlawanan terhadap partai korup dan politisi busuk. "Lawan partai korup, banyak teman-teman aktivis mahasiswa yang baik jadi koruptor," kata Adhi.
Pagelaran sastra integritas ini akan menampilkan deklamasi puisi oleh Adhie M Masardi dan Hendra Nurtjahjo serta dramatisasi puisi oleh Helvy Tiana Rosa dan Bengkel Sastra Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pimpinan KPK, Adnan Pandu Praja, juga akan turut serta dalam pagelaran budaya merenungkan Hari Sumpah Pemuda ini.
sumber:okezone
0 Response to "Bibit Antikorupsi Harus Lahir dari Kampus"
Posting Komentar