Nama Briptu Norman Kamaru pernah jadi buah bibir masyarakat se-Indonesia. Th. 2011 lantas, sosok Brimob kenakan pakaian dinas bernyanyi lip sync lagu chaiya chaiya waktu berjaga di pos.
Demikian di beritakan media, sosok Briptu Norman segera meledak. Dia diundang ke bermacam acara reality show. Sosoknya tampak setiap hari di tv. Tawaran manggung membanjir. Norman juga jadi salah satu selebriti dadakan.
Bersamaan ketenarannya, Norman semakin kerap terkena semprit komandan. Juga sebagai anggota Brimob, jelas ada ketentuan yang perlu diikuti. Pernah dalam satu show Norman tiba-tiba dijemput paksa lantaran nyatanya tidak mengantongi izin atasannya.
Desember 2011, Norman dipecat dari Korps Brimob dengan pangkat terakhir Brigadir Satu. Dia juga dapat konsentrasi melakukan karier barunya sebagai artis.
Tetapi nyatanya mimpi itu tidak gampang. Norman cuma tenar berapa waktu. Main di berapa serial FTV, manggung sesekali, kemudian redup.
Norman mengaku pernah mengamen di perempatan jalan. Dari pagi sampai siang, Norman cuma dapat Rp 12. 000.
" Saat itu saya ngamen gunakan masker hingga dagu. Terus kumis saya panjang menutupi mulut. Saya juga pakai topi, jadi mungkin saja pada nggak ngeh, " kata Norman.
Rejekinya mulai lancar sesudah berjualan bubur Manado di Kalibata. Uniknya bubur itu dinamakan Brip'u Norman Kamaru. Brip'u sepertinya adalah pelesetan dari Briptu.
" Nggak sih, ini kan Brip'u Kamaru, singkatan dari BubuR manado Ikan cakalang Panada Untuk penggemar Kuliner Asal Manado di peRantaUan. Taglinenya, bila enak datang lagi ya, " jelas Norman di kiosnya.
Sedikitnya kalimat itu mewakili usaha buburnya sekarang ini. Karena kebanjiran konsumen, diakuinya keuntungannya meraih jutaan rupiah. Norman juga siap buka cabang.
" Paling idola itu bubur sama ikan cakalang disuwir. Bedanya sama tempat lain tidak tahu ya, yang pasti beberapa orang katakan cocok makan ditempat lain kurang enak. Cocok disini sukai serta berulang-kali datang kesini, " tuturnya.
Angan-angan pernah terlintas dipikiran Norman Kamaru untuk kembali berhimpun di kesatuan Brimob Indonesia. Penyesalan terkadang terngiang, namun apa ingin dikata rasa mau juga tidak dapat dipaksakan lantaran terbatasnya.
Pertanyaan juga terkadang terlontar di hatinya, argumen konkret dari pihak Brimob atas pemecatannya belum terjawab.
" Iya menyesal, hanya masih tetap mempertanyakan mengapa saya dipecat lantaran argumen dari pihak Brimob atas pemecatan saya masih tetap kurang pas, " ucapnya waktu dikunjungi oleh merdeka. com sekian waktu lalu.
Masakan Manado seumpama, bubur Manado, ayam hoku, ayam rica serta makanan lain yang mempunyai cita rasa khas Manado juga saat ini jadi harapan yang besar untuk Norman menghidupi kehidupan setiap harinya berbarengan ke-2 anak serta istrinya.
" Saya memprioritaskan usaha ini daripada jadi entertainment, lantaran entertainment tidak senantiasa ada diatas, " tuturnya.
Waktu didapati di tempat tempatnya berjualan, Norman menceritakan semula argumennya mengawali usaha itu. Diakuinya usaha itu tak disengaja, tetapi untuk meningkatkan dari hoby yang ditelateni berbarengan istrinya, yaitu memasak.
Awalannya, kata dia, pernah terpikir untuk bikin toko pakaian tetapi di rasa kurang efisien. Pasalnya, usaha penjualan pakaian telah ditempuh mereka mulai sejak awal di Manado. Sampai pada akhirnya mereka juga mengambil keputusan untuk bikin satu usaha kreatif yang berdasar pada hoby.
" Saya katakan ke istri saya cobalah buka usaha jual-jual pakaian lagi tuturnya tidak usah kan telah ada disana (Manado). Bagaimana bila kita buka usaha yang hoby kita, usaha masak ya pada akhirnya kita buka disini, " tuturnya.
Norman terasa pekerjaan yang dijalaninya yaitu sisi dari hidup. Sisi riil dari kenyataan hidup juga telah dirasa dengan terjun segera mengatur usaha itu. Diawali beranjak dari bangun tidur jam 05. 30 WIB untuk berbelanja, hingga memasak juga saat ini mesti ditempuh untuk rasakan sulitnya meningkatkan usaha. Namun itu terus dia nikmati lantaran berdasar pada hoby.
Memanglah dia mengaku masalah masak-memasak tidak seluruhnya dijalaninya. Karena, dia telah mempunyai 2 pegawai untuk menolong kiosnya. Ke-2 pegawai ini juga tidak serentak kerja berbarengan, mereka menggerakkan pekerjaan kurun waktu yang tidak sama yakni pagi serta malam.
" Karyawan ada 2, mereka kerja ada yang pagi serta malam. Lantaran kios ini 24 jam, " papar Norman menuturkan.
Bukanlah lantaran tak ada lagi job didunia entertainment, Norman mengakui dianya telah banyak ditawari untuk bermain oleh stasiun tv. Tetapi, hal semacam itu dia kesampingkan lantaran ada ketentuan yang tidak searah dengan pemikirannya.
Demikian di beritakan media, sosok Briptu Norman segera meledak. Dia diundang ke bermacam acara reality show. Sosoknya tampak setiap hari di tv. Tawaran manggung membanjir. Norman juga jadi salah satu selebriti dadakan.
Bersamaan ketenarannya, Norman semakin kerap terkena semprit komandan. Juga sebagai anggota Brimob, jelas ada ketentuan yang perlu diikuti. Pernah dalam satu show Norman tiba-tiba dijemput paksa lantaran nyatanya tidak mengantongi izin atasannya.
Desember 2011, Norman dipecat dari Korps Brimob dengan pangkat terakhir Brigadir Satu. Dia juga dapat konsentrasi melakukan karier barunya sebagai artis.
Tetapi nyatanya mimpi itu tidak gampang. Norman cuma tenar berapa waktu. Main di berapa serial FTV, manggung sesekali, kemudian redup.
Norman mengaku pernah mengamen di perempatan jalan. Dari pagi sampai siang, Norman cuma dapat Rp 12. 000.
" Saat itu saya ngamen gunakan masker hingga dagu. Terus kumis saya panjang menutupi mulut. Saya juga pakai topi, jadi mungkin saja pada nggak ngeh, " kata Norman.
Rejekinya mulai lancar sesudah berjualan bubur Manado di Kalibata. Uniknya bubur itu dinamakan Brip'u Norman Kamaru. Brip'u sepertinya adalah pelesetan dari Briptu.
" Nggak sih, ini kan Brip'u Kamaru, singkatan dari BubuR manado Ikan cakalang Panada Untuk penggemar Kuliner Asal Manado di peRantaUan. Taglinenya, bila enak datang lagi ya, " jelas Norman di kiosnya.
Sedikitnya kalimat itu mewakili usaha buburnya sekarang ini. Karena kebanjiran konsumen, diakuinya keuntungannya meraih jutaan rupiah. Norman juga siap buka cabang.
" Paling idola itu bubur sama ikan cakalang disuwir. Bedanya sama tempat lain tidak tahu ya, yang pasti beberapa orang katakan cocok makan ditempat lain kurang enak. Cocok disini sukai serta berulang-kali datang kesini, " tuturnya.
Angan-angan pernah terlintas dipikiran Norman Kamaru untuk kembali berhimpun di kesatuan Brimob Indonesia. Penyesalan terkadang terngiang, namun apa ingin dikata rasa mau juga tidak dapat dipaksakan lantaran terbatasnya.
Pertanyaan juga terkadang terlontar di hatinya, argumen konkret dari pihak Brimob atas pemecatannya belum terjawab.
" Iya menyesal, hanya masih tetap mempertanyakan mengapa saya dipecat lantaran argumen dari pihak Brimob atas pemecatan saya masih tetap kurang pas, " ucapnya waktu dikunjungi oleh merdeka. com sekian waktu lalu.
Masakan Manado seumpama, bubur Manado, ayam hoku, ayam rica serta makanan lain yang mempunyai cita rasa khas Manado juga saat ini jadi harapan yang besar untuk Norman menghidupi kehidupan setiap harinya berbarengan ke-2 anak serta istrinya.
" Saya memprioritaskan usaha ini daripada jadi entertainment, lantaran entertainment tidak senantiasa ada diatas, " tuturnya.
Waktu didapati di tempat tempatnya berjualan, Norman menceritakan semula argumennya mengawali usaha itu. Diakuinya usaha itu tak disengaja, tetapi untuk meningkatkan dari hoby yang ditelateni berbarengan istrinya, yaitu memasak.
Awalannya, kata dia, pernah terpikir untuk bikin toko pakaian tetapi di rasa kurang efisien. Pasalnya, usaha penjualan pakaian telah ditempuh mereka mulai sejak awal di Manado. Sampai pada akhirnya mereka juga mengambil keputusan untuk bikin satu usaha kreatif yang berdasar pada hoby.
" Saya katakan ke istri saya cobalah buka usaha jual-jual pakaian lagi tuturnya tidak usah kan telah ada disana (Manado). Bagaimana bila kita buka usaha yang hoby kita, usaha masak ya pada akhirnya kita buka disini, " tuturnya.
Norman terasa pekerjaan yang dijalaninya yaitu sisi dari hidup. Sisi riil dari kenyataan hidup juga telah dirasa dengan terjun segera mengatur usaha itu. Diawali beranjak dari bangun tidur jam 05. 30 WIB untuk berbelanja, hingga memasak juga saat ini mesti ditempuh untuk rasakan sulitnya meningkatkan usaha. Namun itu terus dia nikmati lantaran berdasar pada hoby.
Memanglah dia mengaku masalah masak-memasak tidak seluruhnya dijalaninya. Karena, dia telah mempunyai 2 pegawai untuk menolong kiosnya. Ke-2 pegawai ini juga tidak serentak kerja berbarengan, mereka menggerakkan pekerjaan kurun waktu yang tidak sama yakni pagi serta malam.
" Karyawan ada 2, mereka kerja ada yang pagi serta malam. Lantaran kios ini 24 jam, " papar Norman menuturkan.
Bukanlah lantaran tak ada lagi job didunia entertainment, Norman mengakui dianya telah banyak ditawari untuk bermain oleh stasiun tv. Tetapi, hal semacam itu dia kesampingkan lantaran ada ketentuan yang tidak searah dengan pemikirannya.
0 Response to "NEW: Pasang Surut Hidup Norman Kamaru Setelah Dipecat Dari Brimob"
Posting Komentar