Seperti Apa Istighfar yang Paling Utama?

Demikian banyak teks istighfar yang dicontohkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam atau di ajarkan pada beberapa sabahatnya. Dari demikian istighfar itu, ada istighfar paling penting, terbaik, atau panglimanya istighfar. Kita mengenalnya dengan—sebagaimana ucap Nabi shallallahu’alaihi wasallam—sayyidul istighfar.

Teks sayyidul istighfar tidaklah tunggal dengan kata lain beragam, tetapi subtansinya sama. Dampak dari istiqamah membaca (serta mengerti berisi) -nya juga sama : jadi pakar jannah.

Lalu, kapan mesti disampaikan?

Dari Syaddad bin Aus dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya istighfar yang terbaik adalahengkau mengatakan :

اللَّهُمَّأَن�'تَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَن�'تَ خَلَق�'تَنِي وَأَنَا عَب�'دُكَ وَأَنَا عَلَىعَه�'دِكَ وَوَع�'دِكَ مَا اس�'تَطَع�'تُ أَعُوذُ بِكَ مِن�' شَرِّ مَا صَنَع�'تُ أَبُوءُلَكَ بِنِع�'مَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَن�'بِي فَاغ�'فِر�' لِي فَإِنَّهُ لَا يَغ�'فِرُالذُّنُوبَ إِلَّا أَن�'تَ

‘ALLAHUMMA ANTA RABBII, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, KHALAQTANII WA ANAA ‘ABDUKA WA ANAA ‘ALAA‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU, A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’TU, ABUU–U LAKA BINI’MATIKA‘ALAYYA WA ABUU-U LAKA BIDZAMBII, FAGHFIRLII, FAINNAHUU LAAYAGHFIRUDZ–DZUNUUBAILLAA ANTA’

 (Ya Allah, Engkau yaitu Tuhanku, tiadatuhan yang memiliki hak diibadahi terkecuali Engkau. Engkau sudah membuatku serta saya yaitu hamba-Mu. Saya menetapi perjanjian-Mu serta janji-Mu sesuai sama kemampuanku. Saya berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, a ku mengaku nikmat-Mu kepadaku, serta saya mengaku dosaku kepada-Mu, jadi ampunilah saya. Sebenarnya tak ada yang bisa mengampuni dosa terkecuali Engkau). ”

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika ia mengatakan di saat siang (مِن�' النَّهَارِ) denganpenuh kepercayaan lantas wafat pada hari itu saat sebelum saat sore (مِن�' يَو�'مِهِ قَب�'لَ أَن�' يُم�'سِيَ), jadi ia termasuk juga dari penghuni surga. Apabila ia membacanya di saat malam (مِن�' اللَّي�'لِ) dengan penuh kepercayaan, lantas wafat saat sebelum masuk saat pagi (قَب�'لَ أَن�' يُص�'بِحَ), jadi ia termasuk juga dari penghuni surga. ' (HR. Bukhari No. 5831, Shahih Al-Bukhari bab istighfar paling penting).

Dari Syaddad bin Aus dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, beliau shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya istighfar yang terbaik yaitu bila seseorang hamba mengatakan :

اللَّهُمَّأَن�'تَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَن�'تَ خَلَق�'تَنِي وَأَنَا عَب�'دُكَ وَأَنَا عَلَىعَه�'دِكَ وَوَع�'دِكَ مَا اس�'تَطَع�'تُ أَبُوءُ لَكَ بِنِع�'مَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُلَكَ بِذَن�'بِي فَاغ�'فِر�' لِي فَإِنَّهُ لَا يَغ�'فِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَن�'تَ أَعُوذُبِكَ مِن�' شَرِّ مَا صَنَع�'تُ

ALLAHUMMA ANTARABBII, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, KHALAQTANII WA ANAA ‘ABDUKA WA ANAA ‘ALAA‘AHDIKA WAWA’DIKA MASTATHA’TU, ABUU–U LAKA BINI’MATIKA’ALAYYA, WAABUU-ULAKA BIDZAMBII, FAGHFIRLII, FA INNAHUU LAA YAGHFIRUDZ–DZUNUUBA ILLAA ANTA, A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAAS HANA’TU

(Ya Allah, Engkau yaitu Tuhanku, tak ada Tuhan yang memiliki hak diibadahi terkecuali Engkau. Engkau sudah membuatku serta saya yaitu hamba-Mu. Saya menetapi perjanjian-Mu serta janji-Mu sesuai sama kemampuanku. Saya mengaku nikmat-Mu kepadaku, serta saya mengaku dosaku, jadi ampunilah saya. Sungguh, tidak ada yang bisa mengampuni dosa terkecuali Engkau, serta saya berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku ‘.

Bila ia mengatakan di waktusore (يُم�'سِي) lantas wafat, jadi ia bakal masuk surga. Apabila ia membacanya diwaktu pagi (يُص�'بِحُ) lantas wafat pada hari, jadi ia memperoleh seperti itu juga (masuk surga). ” (HR. Bukhari No. 5848, Shahihal-Bukhari bab doa pagi hari).

Dari Buraidah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa,

اللَّهُمَّأَن�'تَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَن�'تَ خَلَق�'تَنِي وَأَنَا عَب�'دُكَ وَأَنَاعَلَى عَه�'دِكَ وَوَع�'دِكَ مَا اس�'تَطَع�'تُ أَعُوذُ بِكَ مِن�' شَرِّ مَا صَنَع�'تُأَبُوءُ بِنِع�'مَتِكَ وَأَبُوءُ بِذَن�'بِي فَاغ�'فِر�' لِي فَإِنَّهُ لَا يَغ�'فِرُالذُّنُوبَ إِلَّا أَن�'تَ

‘ALLAHUMMA ANTARABBII, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, KHALAQTANII WA ANAA ‘ABDUKA WA ANAA ‘ALA ‘AHDIKA WAWA’DIKA MASTATHA’TU, A’UUDZU BIKA MINSYARRI MAA SHANA’TU, ABUU–U BINI’MATIKA WAABUU–U BIDZAMBII, FAGHFIRLII, FA INNAHUU LAA YAGHFIRUDZ–DZUNUUBA ILLAA ANTA’

‘Ya Allah, Engkaulah Tuhanku yg tidak ada tuhan terkecuali Engkau. Engkau sudah membuatku, serta saya yaitu hamba-Mu. Saya ada dalam ketetapan serta janji-Mu semampuku. Saya berlindung kepada-Mu dari keburukan yang sudah saya perbuat. Saya mengaku bakal nikmat-nikmat-Mu, serta saya mengaku bakal dosa-dosaku, jadi ampunilah saya. K arena sebenarnya tak ada yang bisa mengampuni dosa terkecuali Engkau’. ”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Barangsiapa membacanya pada siang serta malam hari (فِي يَو�'مِهِ وَلَي�'لَتِهِ), lalu ia mati pada hari itu atau saat malam itu, pasti ia bakal masuk surga, bila Allah SWT menghendaki’. ” (HR. Ibnu Majah No. 3136-3941, shahih).

Dari Buraidah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “Barangsiapa yang membaca saat ada pada pagi hari (يُص�'بِحُ) atau saat ada di sore hari (يُم�'سِي),

اللَّهُمَّأَن�'تَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَن�'تَ خَلَق�'تَنِي وَأَنَا عَب�'دُكَ وَأَنَاعَلَى عَه�'دِكَ وَوَع�'دِكَ مَا اس�'تَطَع�'تُ أَعُوذُ بِكَ مِن�' شَرِّ مَا صَنَع�'تُأَبُوءُ بِنِع�'مَتِكَ وَأَبُوءُ بِذَن�'بِي فَاغ�'فِر�' لِي إِنَّهُ لَا يَغ�'فِرُالذُّنُوبَ إِلَّا أَن�'تَ

ALLAHUMMA ANTA RABBII, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, KHALAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WAANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU, A’UUDZU BIKA MINSYARRI MAA SHANA’TU, ABUU–U BINI’MATIKA WA ABUU–U BIDZAMBII, FAGHFIRLII, INNAHUU LAA YAGHFIRUDZ–DZUNUUBA ILLAA ANTA

‘Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tak ada tuhan (yang disembah) terkecuali Engkau. Engkau sudah membuatku serta saya yaitu hamba-Mu, serta saya ada pada sumpah serta janji-Mu semampuku. Saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang saya perbuat. Saya mengaku semua kenikmatan-Mu, serta saya juga mengaku atas dosa-dosa yang saya perbuat, jadi ampunilah saya, tak ada yang bisa mengampuni dosa terkecuali Engkau, ’ lantas ia mati pada hari itu atau saat malam harinya (مِن�'يَو�'مِهِ أَو�' مِن�' لَي�'لَتِهِ), jadi ia pasti masuk surga. ” (HR. Abu Daud No. 5070, shahih).

Dari Syaddad bin Aus bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda kepadanya, “Ketahuilah, maukah engkau saya perlihatkan kepadamu sayyidul istighfar (do’a meminta ampunyang paling tinggi)? Yakni,

اللَّهُمَّأَن�'تَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَن�'تَ خَلَق�'تَنِي وَأَنَا عَب�'دُكَ وَأَنَاعَلَى عَه�'دِكَ وَوَع�'دِكَ مَا اس�'تَطَع�'تُ أَعُوذُ بِكَ مِن�' شَرِّ مَا صَنَع�'تُوَأَبُوءُ لَكَ بِنِع�'مَتِكَ عَلَيَّ وَأَع�'تَرِفُ بِذُنُوبِي فَاغ�'فِر�' لِيذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغ�'فِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَن�'تَ

‘ALLAHUMMA ANTARABBII, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, KHALAQTANII WA ANAA ‘ABDUKA WA ANAA ‘ALA ‘AHDIKA WAWA’DIKA MASTATHA’TU, A’UUDZU BIKA MINSYARRI MAA SHANA’TU, WA ABUU–ULAKABINI’MATIKA ‘ALAYYA, WA A’TARIFU BI-DZUNUUBIIFAHGFIRLII DZUNUUBII, INNAHUU LAA YAGHFIRUDZ–DZUNUUBA ILLAA ANTA

‘Ya Allah, Engkau yaitu Tuhanku, tidak ada tuhan terkecuali Engkau. Engkau sudah membuat saya serta saya yaitu hamba-Mu, serta saya bakal selalu menetapi janji serta kesepakatan kepada-Mu semampuku. Saya berlindung kepada-Mu dari keburukan suatu hal yang sudah saya kerjakan, serta saya mengaku kepada-Mu atas nikmat-Mu yang engkau anugerahkan kepada-Ku. Saya juga mengakui atas dosa-dosa-Ku, jadi ampunilah dosa-dosaku. Sebenarnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa terkecuali Engkau. ’

Tidaklah salah seseorang diantara kalian menyampaikan itu saat ia masuk saat sore (يُم�'سِي), lalu takdir (kematian) mendatanginya saat sebelum saat pagi, tetapi harus baginya surga serta tidaklah salah seseorang diantara kalian menyampaikan itu saat masuk pagi hari (يُص�'بِحُ), lalu takdir kematian mendatanginya saat sebelum ia masuk sore hari, terkecuali harus baginya surga’. ” (HR. Tirmidzi No. 3933, shahih).

Ahmad bin Hanbal serta an-Nasa-i juga meriwayatkan perihal sayyidul istighfar.

Sayyidul istighfar adalah istighfar yang paling penting. Untuk beberapa kelompok, hal semacam itu sudah jadikan sisi dari dzikir serta doa harian pada saat pagi atau masuk saat pagi serta pada saat sore atau masuk saat sore. Tetapi, menurut saya, dari penelusuran teks hadits, pengucapan sayyidul istighfar tak terbatas saat pagi serta sore.

Ucapkanlahsayyidul istighfar waktu pagi hari, siang hari, sore hari, serta malam hari. Bahkan juga, dalam satu saat, bisa satu kali dilafazhkan atau kian lebih itu (Dua hadits dalam Shahih Al-Bukhari di atas sudah cukup menyatakan hal semacam ini).

Mulai sejak hari ini hingga kita mati, istiqamahlah untuk ber-sayyidul istighfar. Wallahu a’lam. (ummi-online)

0 Response to "Seperti Apa Istighfar yang Paling Utama?"

Posting Komentar